Tuesday, May 28, 2019
Gaya Kepemimpinan PT. Artha Surya Jaya
PT. ARTHA
SURYA JAYA sebagai salah satu perusahaan jasa transportasi darat,
kontraktor serta supplier, menjadikan perusahaan yang dapat memberikan
kontribusi positif dan maksimal bagi kemajuan perusahaan anda terkait dengan
kebutuhan :
1.Transportasi
Darat
2.General Contractor
3.Mechanical & Electrical, dan
4.Supplier
PT. ARTHA SURYA JAYA ditunjang
oleh tenaga-tenaga yang professional di bidangnya serta sarana dan prasarana
peralatan yang memadai. Bukanlah sebuah mimpi apabila PT. ARTHA SURYA JAYA dapat
mengejewantahkan visi dan misinya.
PT. ARTHA SURYA JAYA akan selalu
berusaha untuk merespon atas penugasan-penugasan yang diberikan kepada kami
baik dari Pemerintah, BUMN, maupun Perusahaan Swasta Nasional dalam sector
bidang pekerjaan migas maupun pekerjaan sipil.
PT. ARTHA SURYA JAYA akan
terus membenahi secara internal / eksternal baik teknologi yang perkembangannya
semakin pesat sesuai dengan kemajuan jaman dan SDM yang handal, dan secara
eksernal untuk memberikan pelayanan terbaik.
VISI : Menjadi perusahaan dengan Dedikasi tinggi dan
menciptakan SDM yang Profesional.
MISI : kepuasan mitra kerja dan konsumen ( Satisfied Castumer
) yang selalu kita utamakan
A) Definisi Pemimpin
Pemimpin merupakan faktor penentu dalam sukses atau gagalnya suatu organisasi.
Pengarahan terhadap pekerjaan yang dilakukan pemimpin dalam mencapai tujuan
organisasi perusahaan maupun lembaga-lembaga harus diberikan oleh pemimpin
sehingga kepemimpinan tersebut dapat menjadi efektif. Menurut Robbin(2003:40)
pemimpin menetapkan arah dengan mengembangkan suatu visi terhadap masa depan
kemudian mereka menyatukan orang dengan mengkomunikasikan visi ini dan
mengilhami mereka untuk mengatasi rintangan. Keaadan ini menggambarkan bahwa
kepemimpinan sangat diperlukan,jika suatu organisasi atau perusahaan memiliki
perbedaan dengan yang lain dapat dilihat dari sejauh mana pemimpinnya dapat
bekerja secara efektif.
B) Jenis Gaya
Kepemimpinan
1. Kepemimpinan Situasional
Gaya kepemimpinan yang pertama ini, biasanya merupakan
cara kepemimpinan yang lebih menyesuaikan kepada kondisi anggota bawahan.
Kondisi yang dalam arti sudah sejauh mana perkembangan bawahan mengenai
pelaksanaan setiap tugasnya. Cara kepemimpinan yang seperti ini biasanya
mengkombinasikan antara proses kepemimpinan dengan situasi yang sedang terjadi.
Ciri-ciri dari Kepemimpinan Situasional:
1)
Supel atau luwes
2)
Berwawasan luas
3)
Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan
4)
Mampu menggerakkan bawahan
5)
Bersikap keras pada saat-saat tertentu
6)
Berprinsip dan konsisten terhadap suatu masalah
7)
Mempunyai tujuan yang jelas
8) Bersikap terbuka bila menyangkut bawahan
9) Mau membantu memecahkan permasalahan bawahan
10) Mengutamakan suasana kekeluargaan
9) Mau membantu memecahkan permasalahan bawahan
10) Mengutamakan suasana kekeluargaan
2. Kepemimpinan Karismatik
Teori kepemimpinan yang satu ini
lebih kepada individu pemimpin itu sendiri yang mempunyai karisma dan rasa
percaya dirinya yang tinggi pada setiap tindakan yang dilakukan. Pemimpin yang
seperti ini biasanya banyak membuat kagum para bawahan secara tindakan
dan emosionalnya yang begi tutegas, serta kemampuannya dalam meyakinkan setiap
anggotanya, menjadikan para bawahan begitu terpesona dan ingin selalu
berkontribusi dengan tipe kepemimpinan yang seperti ini.
Ciri-ciri dari Kepemimpinan Karismatik adalah :
1) Memiliki visi yang amat kuat atau
kesadaran tujuan yang jelas.
2) Mengkomunikasikan visi itu secara
efektif.
3) Mendemontrasikan konsistensi dan
fokus.
4) Mengetahui kekuatan-kekuatan
sendiri dan memanfaatkannya.
3. Kepemimpinan Melayani
Tipe pemimpin
yang seperti ini biasanya lebih mengutamakan aspirasi, kebutuhan dan
kepentingan para anggota dibandingkan dengan kepentingan pribadinya
sendiri. Gaya kepemimpinan yang berorientasi untuk melayani
para anggota atau bawahan dengan moral spiritual.
Ciri-ciri dari Kepemimpinan Melayani
adalah:
1) Memiliki visi pemimpin
2) Orientasi pada pelayanan
3) Membangun kepengikutan (followership)
4) Membentuk tim dan bekerja dengan
tim
5) Setia pada misi
6) Menjaga kepercayaan
7) Mengambil keputusan
8) Melatih dan mendidik pengganti
9) Memberi tanggung jawab
10) Memberi teladan
11) Menyadari pentingnya hubungan/komunikasi
4. Kepemimpinan Transformational
Yang selanjutnya ini ialah tipe
pemimpin yang selalu membawa semangat positive terhadap para anggotanya,
sehingga tertular pada bawahannya untuk menjadikan energy yang positive. Bisa
dikatakan juga bahwa gaya yang satu ini merupakan tipepemimpin yang baik,
Karena maumemperhatikan dan terlibat langsung untuk membantu para anggota
hingga berhasil menyelesaikan pekerjaannya.
4) Individualized
Consideraction/Pertimbangan Individual adalah perilaku pemimpin yang memberikan
perhatian pribadi, memperlakukan masing-masing bawahan secara individual
sebagai seorang individu dengan kebutuhan, kemampuan dan aspirasi yang berbeda,
serta melatih dan memberikan saran.
Ciri-ciri dari Kepemimpinan
Transformasional adalah:
1) Idealized Influence/Pengaruh Ideal
adalah perilaku pemimpin yang
memberikan visi dan misi, memunculkan rasa bangga, serta mendapatkan respek dan
kepercayaan bawahan.
2)
Inspirational Motivation/Motivasi Inspirasional adalah perilaku pemimpin yang
mampu mengkomunikasikan harapan yang tinggi, menyampaikan visi bersama secara
menarik dengan menggunakan simbol-simbol untuk memfokuskan upaya bawahan dan
mengispirasi bawahan untuk mencapai tujuan yang menghasilkan kemajuan penting
bagi organisasi.
3)
Intellectual Stimulation/Stimulasi Intelektual adalah perilaku pemimpin yang
mampu meningkatkan kecerdasan bawahan untuk meningkatkan kreativitas dan
inovasi mereka, meningkatkan rasionalitas dan pemecahan masalah secara cermat.
5. Kepemimpinan Transaksional
Untuk tipe pemimpin yang satu ini,
lebih mengedepankan reward kepada para anggota atau bawahan yang berhasil
menyelesaikan pekerjaanya sesuai target yang telah disepakati. Jadi terdapat
bentuk transaksi antara pemimpin dengan anggotanya. Untuk gaya pemimpin yang
satu ini punya kebutuhan, kepentingan dan tujuannya masing masing.
2. Manajemen Eksepsi aktif
Pemimpin mengawasi proses pelaksanaan tugas bawahan secara langsung.
Ciri-ciri
dari Kepemimpinan Transaksional adalah:
1.
Imbalan Kontigensi
Pemimpin memberi tugas, arahan untuk mengerjaka tugas dan bawahan akan menerima imbalan terkait dengan tugas yang diberikan.
Pemimpin memberi tugas, arahan untuk mengerjaka tugas dan bawahan akan menerima imbalan terkait dengan tugas yang diberikan.
2. Manajemen Eksepsi aktif
Pemimpin mengawasi proses pelaksanaan tugas bawahan secara langsung.
3.
Manajemen Eksepsi Pasif
Pemimpin memberi peringatan dan sanksi kepada bawahan apabila terjadi kesalahan dalam mengerjakan tugas.
Pemimpin memberi peringatan dan sanksi kepada bawahan apabila terjadi kesalahan dalam mengerjakan tugas.
6. Kepemimpinan Delegatif
Definisi kepemimpinan delegatif ini
lebih kepada bentuk kepemimpinan yang bebas. Bebas dalam arti membiarkan cara
para anggota masing-masing dalam menyelesaikan pekerjaan atau tugas yang
diberikan. Gaya yang seperti ini mungkin akan sedikit merugikan anggota,
apabila anggota tersebut merupakan anggota baru yang belum matang dan belum
bisa memegang tanggung jawab yang besar.
Ciri-ciri dari Kepemimpinan Delegatif adalah:
1) Bawahan dapat mengambil keputusan
dan kebijaksanaandengan bebas atau leluasa dalam melaksanakanpekerjaannya.
2) Pemimpin tidak peduli cara bawahan dalam
mengambilkeputusan sepenuhnya kepada bawahan.
3) Pimpinan menginginkan agar para bawahannya bisamengendalikan
diri sendiri dalam menyelesaikanpekerjaannya.
4) Pemimpin tidak membuat peraturan-peraturan
bakutentang pelaksanaan pekerjaan bawahan.
5) Bawahan dituntut mandiri
dalam pengerjaan tugas.
7. Kepemimpinan Otokratis
Untuk gaya kepemimpinan ini, biasa
anda temukan di kepolisian atau yang bersifat kemiliteran. Karena pemimpi
njenis ini memusatkan pada kekuasaan. Tidak memikirkan kebutuhan dan aspirasi
anggota, serta bentuk komunikasi yang diterapkan pun satu arah. Semua keputusan
dan prosedur diambil berdasarkan idenya sendiri, dan membatasi ide dari para anggota.
Ciri-ciri
dari Kepemimpinan Otokratis adalah:
1) Kebijakan selalu dibuat oleh
pemimpin
2) Menganggap organisasi yang
dipimpinnya sebagai milik pribadi
3) Komunikasi berlangsung satu
arah dari pimpinan kepada bawahan
4) Tidak mau menerima pendapat,
saran, dan kritik dari anggotanya
5) Pemimpin kurang
memperhatikan kebutuhan bawahan
6) Terlalu bergantung pada
kekuasaan formalnya
7) Caranya mengerakkan bawahan
dengan pendekatan paksaan dan bersifat mencari kesalahan
8) Pengawasan terhadap sikap,
tingkah laku, perbuatan atau kegiatan para bawahannya dilakukan secara ketat
9) Tidak ada kesempatan bagi
bawahan untuk memberikan saran pertimbangan atau pendapat
10) Tugas-tugas bawahan diberikan
secara instruktif
11) Lebih banyak kritik dari pada
pujian, menuntut prestasi dan kesetiaan sempurna dari bawahan tanpa syarat, dan
cenderung adanya paksaan, ancaman, dan hukuman.
8. Kepemimpinan Laissez-faire
Laissez-faire adalah memberikan kepada orang lain dengan prinsip kebebasan, termasuk bawahan untuk melaksanakan tugasnya dengan bebas sesuai dengan kehendak bawahan dan tipe ini dapat dilaksanakan di sekolah yang memang benar–benar mempunyai sumber daya manusia maupun alamnya dengan baik dan mampu merancang semua kebutuhan sekolah dengan mandiri.
Ciri-ciri dari Kepemimpinan
Laissez-Faire adalah:
1. Pimpinan melimpahkan
sepenuhnya kepada bawahan.
2. Keputusan dan kebijakan
lebih banyak diserahkan kepada bawahan.
3. Pimpinan hanya berkomunikasi
apabila diperlukan oleh bawahan.
4. Hampir tidak ada pengawasan.
5. Pemrakarsa selalu datang
dari bawahan.
6. Hampir tidak ada pengarahan dari
pimpinan.
7. Kepentingan pribadi lebih dominan
dari pada kepentingan kelompok.
8. Tanggung jawab dipikul oleh
orang perorang.
9. Kepemimpinan Demokratis
Pendapat dari setiap anggota akan
mendapat perhatian oleh pemimpin, terutama dalam andil mereka untuk menentukan
keputusan yang akan didaulat oleh organisasi atau kelompok tersebut.
Ciri-ciri dari Kepemimpinan Demokratis adalah:
1) Bawahan cenderung dapat diajak kerjasama,bermoral tinggi.
2) Pimpinan menerima saran-saran dari
bawahannya.
3) Mengutakan kerjasama dan
mutu kerja.
Berikut bagan yang menjelaskan perbedaan gaya
kepemimpinan otoriter dan gaya kepemimpinan demokratis :
Bidang Urusan
|
Gaya Otoriter
|
Gaya Demokratis
|
Pembuat perencanaan
|
Pemimpin
|
Pemimpin &
kelompok
|
Pemecah masalah
|
Pemimpin
|
Pemimpin &
kelompok
|
Pembuat keputusan
|
Pemimpin
|
Pemimpin &
kelompok
|
Arah komunikasi
|
Ke bawah
|
Bawah,atas,menyilang
|
Tanggung jawab
|
Pemimpin
|
Pemimpin &
kelompok
|
Tanggung jwb akhir
|
Pemimpin
|
Pemimpin
|
Kepercayaan
|
Tidak ada
|
Tinggi
|
Hubungan
|
Rendah
|
Tinggi
|
Wewenang
|
Tidak ada
|
Banyak
|
Manajemen krisis
|
Baik
|
Buruk
|
Perubahan
|
Buruk
|
Baik
|
Rivai (2006) kepemimpinan demokratis ditandai dengan adanya suatu struktur yang
pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif.
Dibawah kepemimpinan demokratis bawahan cenderung bermoral tinggi,dapat bekerja
sama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri.
Menurut Kadarisman, tipe kepemimpinan yang demokratis diperincikan atas
beberapa unsur, yaitu sebagai berikut:
(1) Partisipasi
Sosial (Social Participation).
(2) Tanggung Jawab Sosial (Social
Responcibility).
(3) Dorongan
Sosial (Social Supprot).
(4) Pengawasan
Sosial (Social Control).
C) Hasil Analisa
Dari analisa saya perusahaan PT. Artha Surya Jaya menggunakan gaya kepemimpinan
demokratis karena perusahaan memiliki sosok pemimpin yang sangat disegani dan
dihormati oleh setiap karyawan. Dalam kepemimpinanya beliau selalu memberikan
motivasi dan ajakan untuk maju terhadap karyawannya. Pemimpin memberikan banyak
informasi kepada para bawahannya dan mengajak para bawahannya untuk
menyelesaikan permasalahan atau tujuan dari perusahaan PT. Artha Surya Jaya.
Keikutsertaan bawahan dalam pengambil keputusan akan memberikan sikap para
bawahan rasa tanggung jawab yang lebih besar dalam pelaksanaan keputusan yang
diambil adalah keputusannya juga. Dengan demikian dalam pelaksanan setiap
keputusan tidak dirasakan sebagai kegiatan yang dipaksakan, justru sebaliknya
semua terdorong untuk mensukseskannya sebagai tanggung jawab bersama.
D) Kesimpulan
Kepemimpinan Demokratis di PT. Artha Surya Jaya memiliki Dimensi gaya
kepemimpinan demokratis yang dikemukakan oleh Kadrisman, tipe kepemimpinan yang
demokratis diperincikan menjadi beberapa unsur, yaitu:
1. Partisipasi Sosial (Social
Participation)
Ikut sertanya yang dipimpin dalam kegiatan kepengurusan. Maksudnya pemimpin
dalam pelaksanaan pengambilan keputusan,pemimpin mau menerima saran dan
mengikutsertakan bawahan dalam pengambilan keputusan.
2. Tanggung Jawab Sosial
(Social Responcibility)
Memiliki jiwa yang bertanggungjawaban dari pada pimpinan dari pada yang
dipimpin. Maksudnya seorang pemimpin harus memiliki rasa tanggung jawab teradap
bawahan, misalnya tanggung jawab terhadap lingkungan kerja dan keselamatan
kerja karyawan.
3. Dorongan Sosial (Social
Support)
Adanya dukungan dari pada yang dipimpin terhadap pimpinan. Maksudnya pemimpin
selalu memberikan dorongan atau motivasi terhadap para bawahan untuk terus
berprestasi dan terus berkarya.
4. Pengawasan Sosial (Social
Control)
Adanya pengawasan yang dilakukan oleh yang dipimpin terhadap pimpinan.
Maksudnya pemimpin selalu memberikan pengawasan terhadap bawahan dalam
melaksanakan suatu tugas atau yang berhubungan dengan perusahaan.
Sumber :
- http://etheses.uin-malang.ac.id/1541/12/11510031_Ringkasan.pdf
- http://widiutamanugraha.blogspot.com/2013/04/gaya-kepemimpinan-demokratis.html
- https://www.finansialku.com/gaya-kepemimpinan-demokratis/
- https://akuntanonline.com/contoh-gaya-kepemimpinan-dalam-suatu-perusahaan/
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Terima kasih
ReplyDelete